Staf WHO, termasuk dokter umum, spesialis kesehatan masyarakat, ilmuwan dan ahli epidemiologi dan ahli lainnya bekerja di 150 negara di seluruh dunia. Mereka menyarankan kementerian kesehatan mengenai masalah teknis dan memberikan bantuan untuk layanan pencegahan, perawatan dan perawatan di seluruh sektor kesehatan. Intervensi WHO mencakup semua bidang spektrum perawatan kesehatan global, termasuk intervensi krisis dan respon terhadap keadaan darurat kemanusiaan; Menetapkan Peraturan Kesehatan Internasional, negara mana yang harus mengikuti untuk mengidentifikasi wabah penyakit dan menghentikan penyebarannya; Mencegah penyakit kronis; Dan bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait kesehatan. Statistik Kesehatan Dunia 2016: Memantau kesehatan SDG ( Sustainable Development Goals / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) Sementara Tujuan Pembangunan Milenium berfokus pada seperangkat target kesehatan...
KASUS AGGREGAT PLANNING (MANAJEMEN OPERASIONAL FARMASI)
1.
Sebagai
manager operasional dan produksi yang baru di suatu industri farmasi WS,
dihadapkan pada situasi sulit sebagai berikut: demand suatu produk anti diare
perusahaan untuk periode ke depan ialah 2500, 4500, 3000,5000 units. Current
inventory kosong sama sekali. Sedangkan regular time capacity adalah 2500 units
per bulan dan di pertimbangkan adanya overtime capacity sebesar 200 units dan
subcontracting capacity 300 units. Biaya over time production lebih mahal yaitu
Rp. 9/unit, biaya sub contracting Rp. 10/unit.Cost normal Rp. 7/unit untuk
reguler time, Rp. 4/unit untuk holding cost per periode, Rp.5/unit untuk shortages
cost per periode, Rp. 6/unit untuk biaya kenaikan produksi dan Rp.5/unit untuk
biaya penurunan produksi dan periode sebelumnya
penyelesaian :
Perencanaan
agregat pada industri farmasi WS menggunakan pom windows untuk mendapatkan unit
cost paling kecil sehingga perusahaan untung, ialah sbb:
Hasil
agregat planning:
Metode
Shortages BACKOERDERED
1.
Metode
smooth production (Average NET demand)
Dari data diatas dapat diketahui
kalau total cost yang harus dikeluarkan yaitu Rp.
$81600. Untuk produksi reguler
dikeluarkan biaya sebesar $ 70000. Untuk overtime
production dikeluarkan $7200. Untuk
subcontracting dikeluarkan cost Rp. 22000, untuk
biaya penyimpanan yg harus
dikeluarkan (holding cost inventory) $2000. Dan diketahui
pula bahwa terdapat 600 permintaan
yang tidak dapat dipenuhi sehingga produsen harus
mengeluarkan cost sebesar $2400.
Jika
perusahaan masih memiliki current inventory sebanyak 200 units :
Metode
smooth production (Average NET demand)
2.
Metode
chase CURRENT demand (let workforce vary)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa harus
dikeluarkan total biaya sebesar Rp.
$79400. Produksi normal semua periode mengeluarkan
biaya $70000, produksi overtime $5400, subcontracting sebesar $4000.
Jika
perusahaan masih memiliki current inventory sebanyak 200 units :
Metode
chase CURRENT demand (let workforce vary)
Metode
Shortages LOST SALES :
1.
Metode
smooth production (Average NET demand)
Dari data
diatas dapat diketahui kalau total cost yang harus dikeluarkan yaitu Rp.
$81600.
Untuk produksi reguler dikeluarkan biaya sebesar $ 70000. Untuk overtime
Production
dikeluarkan $7200. Untuk subcontracting dikeluarkan cost Rp. 22000, untuk
biaya
penyimpanan yg harus dikeluarkan (holding cost inventory) $2000. Dan diketahui
pula bahwa
terdapat 600 permintaan yang tidak dapat dipenuhi sehingga produsen harus
mengeluarkan
cost sebesar $2400.
2.
Metode
chase CURRENT demand (let workforce vary)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa harus
dikeluarkan total biaya sebesar $79400. Produksi normal semua periode
mengeluarkan biaya $70000, produksi overtime $5400, subcontracting sebesar
$4000.
PEMBAHASAN
Agregat planning adalah perencanaan yang menggabungkan
beberapa komponen
input pada proses produksi agar menjadi suatu produk
dengan nilai keuntungan tinggi. Dari
kasus yang diberikan dapat dilakukan analisis
menggunakan dua metode shortages yaitu
BACKORDERED dan LOSTSALES. Backordered yaitu shortages
yang menganalisis suatu
data dimana biaya kelebihan produksi diberikan untuk
memenuhi kekurangan sebelumnya.
Sedangkan Lostsales yaitu analisis data dimana
kekurangan biaya produksi sebelumnya
tidak dipenuhi oleh produksi selanjutnya.
Selain itu ada juga beberapa metode dalam menganalisis
aggregat planning yaitu
metode Smooth production (average GROSS DEMAND) yaitu metode
yang memenuhi
kebutuhan berdasarkan rata-rata jumlah permintaan
total, smooth production (Average NET
DEMAND) yaitu metode yang menggunakan jumlah inventory
digunakan untuk memenuhi
kebutuhan permintaan, CHASE CURRENT DEMAND yaitu
metode dengan analisis biaya
berdasarkan jumlah permintaan yang ada
Dari analisis data yang telah dilakukan metode yang
paling sesuai yaitu METODE CHASECURRENT dengan total biaya pengeluaran paling
kecil yaitu $79400.
Komentar
Posting Komentar