Staf WHO, termasuk dokter umum, spesialis kesehatan masyarakat, ilmuwan dan ahli epidemiologi dan ahli lainnya bekerja di 150 negara di seluruh dunia. Mereka menyarankan kementerian kesehatan mengenai masalah teknis dan memberikan bantuan untuk layanan pencegahan, perawatan dan perawatan di seluruh sektor kesehatan. Intervensi WHO mencakup semua bidang spektrum perawatan kesehatan global, termasuk intervensi krisis dan respon terhadap keadaan darurat kemanusiaan; Menetapkan Peraturan Kesehatan Internasional, negara mana yang harus mengikuti untuk mengidentifikasi wabah penyakit dan menghentikan penyebarannya; Mencegah penyakit kronis; Dan bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait kesehatan. Statistik Kesehatan Dunia 2016: Memantau kesehatan SDG ( Sustainable Development Goals / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) Sementara Tujuan Pembangunan Milenium berfokus pada seperangkat target kesehatan...
oke, post
ini berisi tentang kasus penyakit menular seksual, salah satu mata kuliah
dikampus (farmakoterapi IV). sesuai dengan judul penyelesaian terapi TBC pada
penderita TBC. Jadi TBC itu merupakan infeksi nosokomial yang paling mudah
menyerang pada penderita HIV. dan TBC merupakan penyebab kematian utama pada
penderita HIV diseluruh dunia. jumlah kasus TB HIV meningkat 2 x lipat pada
tahun 2007.
kenapa
sih orang HIV lebih mudah terkena TBC ?. iya bener, itu karena pasien
dengan HIV memiliki sistem imunitas yang rendah sehingga rentan mengalami infeksi
oportunistik. apa itu infeksi oportunistik? yak bener lagi wkwkwk,
jadi infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan
penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat
menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.
HIV disini
akan mempercepat aktivitas TB (TB yang didapat/ TB laten), HIV juga akan
meningkatkan kekambuhan TB.
Kasus :
1. Seorang perempuan (32
th) memiliki riwayat penyakit HIV sejak 5 thaun yang lalu. Mengeluhkan mengalami
batuk berdahak tidak kunjung reda 1 bulan yang lalu. Didiagnosa dokter
mengalami TBC. Diketahui CD4 pasien
<200.
Penyelesaian
:
Etiologi : M. Tuberculosis
Data subjektif : batuk berdahak
Data objektif : CD4 < 400
Gejala : batuk berdahak , BB turun, sakit
saat menelan,
Data lab : kultur sputum – BTA
Terapi :
Regimen
terapi : TBC = 2HRZE/4H3R3 (2 bulan (fase intensif) menggunakan isoniazid,
rifampisin, etambutol, pyrazinamid 1 x sehari / 4 bulan ( fase lanjutan)
menggunakan isoniazid dan rifampisin 3 x seminggu).
Pada kasus
diketahui CD4 pasien < 200. Sehingga treatmentnya dilakukan terapi TBC dulu
2 minggu – 8 minggu (Mulai ART begitu pengobatan TB tidak disertai efek
samping) ,selanjutnya ditambahkan dengan antiretroviralnya (obat HIV). Untuk
regimen TBC pada penderitan HIV atau tanpa HIV adalah sama.
Tambahan:
Untuk CD4 200-350 = menggunakan obat TBC hingga selesai masa fase intensif (2 bulan), dilanjutkan obat TBC fase lanjutan + antiretroviral (ART)
Untuk CD4 200-350 = menggunakan obat TBC hingga selesai masa fase intensif (2 bulan), dilanjutkan obat TBC fase lanjutan + antiretroviral (ART)
Untuk CD4
> 350 = menggunakan obat TBC hingga selesai ( 6 bulan), baru di beri ART.
(http://www.healthefoundation.eu/blobs/hiv/TB-HIV_Peduli_AIDS_131109.pdf)
Komentar
Posting Komentar