Staf WHO, termasuk dokter umum, spesialis kesehatan masyarakat, ilmuwan dan ahli epidemiologi dan ahli lainnya bekerja di 150 negara di seluruh dunia. Mereka menyarankan kementerian kesehatan mengenai masalah teknis dan memberikan bantuan untuk layanan pencegahan, perawatan dan perawatan di seluruh sektor kesehatan. Intervensi WHO mencakup semua bidang spektrum perawatan kesehatan global, termasuk intervensi krisis dan respon terhadap keadaan darurat kemanusiaan; Menetapkan Peraturan Kesehatan Internasional, negara mana yang harus mengikuti untuk mengidentifikasi wabah penyakit dan menghentikan penyebarannya; Mencegah penyakit kronis; Dan bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait kesehatan. Statistik Kesehatan Dunia 2016: Memantau kesehatan SDG ( Sustainable Development Goals / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) Sementara Tujuan Pembangunan Milenium berfokus pada seperangkat target kesehatan...
oke, jadi ini salah satu kasus yang dikasih dari dosen farmakoterapi tentang
stroke, tepatnya stroke nonhemoragik.
kasus : Tn. G (55 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan buta mendadak, kesulitan bicara, dengan mengalami kelumpuhan pada salah satu bagian tubuhnya. Diagnosis dokter mengalami stroke non-hemoragik. Pasien memiliki kadar kolesterol tinggi.
Definisi
Keluhan yang dialami pasien (buta mendadak, kesulitan bicara, dengan mengalami kelumpuhan pada salah satu bagian tubuhnya) diakibatkan karena terjadi penyumbatan pembuluh darah pada Internal carotid artery.
faktor resiko : usia (45-55th); jenis kelamin (>pria); hiperkolesterol; hipertensi; diabetes; merokok
Patofisiologi :
Jika CBF < 30 ml/100 mg/menit à iskemik.
Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit à kekurangan oksigenà proses
fosforilasi oksidatif terhambat à produksi ATP (energi) berkurang à pompa
Na-K-ATPase tidak berfungsi à depolarisasi membran sel saraf Ã
pembukaan kanal ion Ca à kenaikan influks Ca secara cepat à gangguan
Ca homeostasis à Ca merupakan signalling molekul yang mengaktivasi
berbagai enzim à memicu proses biokimia yang bersifat eksitotoksik Ã
kematian sel saraf (nekrosis maupun apotosis) Ã gejala
Tujuan Terapi :
-Megurangi luka sistem syaraf
- Menurunkan kematian dan cacat
-Mencegah komplikasi sekunder
-Mencegah berulangnya stroke
Terapi
Sasaran terapi : aliran pembuluh darah otak.
Berdasarkan waktu terapinya:
Strategi Terapi
Pendekatan terapi pada fase akut stroke iskemik: restorasi aliran darah otak dengan menghilangkan sumbatan/clots, dan menghentikan kerusakan seluler yang berkaitan dengan iskemik/hipoksia.
Therapeutic window : 12 – 24 jam, golden period : 3 – 6 jam à kemungkinan daerah di sekitar otak yang mengalami iskemik masih dapat diselamatkan.
Terapi Fase Akut :
1. Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase
Mekanisme: mengaktifkan plasmin à melisiskan tromboemboli. Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam 3 jam setelah serangan akut.
Catatan: tetapi harus digunakan hati-hati karena dapat menimbulkan resiko perdarahan.
2. Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin à masih merupakan mainstay dalam terapi stroke.
Urutan pilihan : Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi atau gagal à clopidogrel, à jika gagal : tiklopidin.
3. Terapi antikoagulan à masih kontroversial karena resiko perdarahan intrakranial
Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins (LMWH), heparinoids warfarin
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke :
Terapi antiplatelet
Warfarin (10-15mg/hari)
Mekanisme kerja obat :
Dipiridamol : Penghambatan fosfodiesterase dan pengurangan adenosin di trombosit, blokade pembentukan TXA2.
Aspirin : Penghambatan siklooksigenase à penghambatan pembentukan prostaglandin, menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan dlm proses pembekuan darah).
Tiklopidin : Stimulasi Adenilatsiklase à peningkatan kadar cAMP dari trombosit.
Klopidogrel : Menghambat pengikatan ADP pada reseptor trombositnya secara selektif. Ã pencegahan adhesi lempeng-lempeng darah.
Walfarin : Antagonis vitamin K di hati à hambatan sintesa Protombin
Evaluasi outcome terapi :
1. Faktor resiko yang dapat diatasi harus dipantau : profil kolesterol, BB.
2. Pasien dgn terapi antikoagulan dipantau terhadap paramater koagulasi/perdarahan.
3. Pasien yang mendapat aspirin dipantau kemungkinan gangguan/perdarahan GIT.
4. Pasien yang dapat tiklopidin dipantau efek samping dan interaksi obatnya: periksa darah rutin untuk deteksi adanya neutropenia.
Terapi non framakologi :
-Olah raga ringan
-Minum makanan yang mengandung banyak serat
-Diperbanyak minum air putih
-Mengurangi konsumsi garam (hipertensi)
-Mengurangi makanan berlemak (hiperlipid)
kasus : Tn. G (55 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan buta mendadak, kesulitan bicara, dengan mengalami kelumpuhan pada salah satu bagian tubuhnya. Diagnosis dokter mengalami stroke non-hemoragik. Pasien memiliki kadar kolesterol tinggi.
Definisi
Stroke adalah penyakit yang terjadi akibat
terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
kerusakan neurologis.
Etiologi Keluhan yang dialami pasien (buta mendadak, kesulitan bicara, dengan mengalami kelumpuhan pada salah satu bagian tubuhnya) diakibatkan karena terjadi penyumbatan pembuluh darah pada Internal carotid artery.
faktor resiko : usia (45-55th); jenis kelamin (>pria); hiperkolesterol; hipertensi; diabetes; merokok
Patofisiologi :
Kolesterol tinggi -> menyebabkan
aterosklerosis -> memutus aliran darah diotak (cerebral blood flow/CBF).
Penyumbatan terjadi di arteri karotis interna,
yang mempunyai cabang Pars supraklinoid (Arteri oftalmika, yang melewati
pembuluh darah di mata, orbita, struktur wajah yang berdekatan).
Nilai normal CBF = 53 ml/100 mg jaringan otak/menitJika CBF < 30 ml/100 mg/menit à iskemik.
Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit à kekurangan oksigenà proses
fosforilasi oksidatif terhambat à produksi ATP (energi) berkurang à pompa
Na-K-ATPase tidak berfungsi à depolarisasi membran sel saraf Ã
pembukaan kanal ion Ca à kenaikan influks Ca secara cepat à gangguan
Ca homeostasis à Ca merupakan signalling molekul yang mengaktivasi
berbagai enzim à memicu proses biokimia yang bersifat eksitotoksik Ã
kematian sel saraf (nekrosis maupun apotosis) Ã gejala
Tujuan Terapi :
-Megurangi luka sistem syaraf
- Menurunkan kematian dan cacat
-Mencegah komplikasi sekunder
-Mencegah berulangnya stroke
Terapi
Sasaran terapi : aliran pembuluh darah otak.
Berdasarkan waktu terapinya:
-Terapi pada fase akut
-Terapi pada fase pencegahan sekunder atau rehabilitasi
-Terapi pada fase pencegahan sekunder atau rehabilitasi
Strategi Terapi
Pendekatan terapi pada fase akut stroke iskemik: restorasi aliran darah otak dengan menghilangkan sumbatan/clots, dan menghentikan kerusakan seluler yang berkaitan dengan iskemik/hipoksia.
Therapeutic window : 12 – 24 jam, golden period : 3 – 6 jam à kemungkinan daerah di sekitar otak yang mengalami iskemik masih dapat diselamatkan.
Terapi Fase Akut :
1. Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase
Mekanisme: mengaktifkan plasmin à melisiskan tromboemboli. Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam 3 jam setelah serangan akut.
Catatan: tetapi harus digunakan hati-hati karena dapat menimbulkan resiko perdarahan.
2. Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin à masih merupakan mainstay dalam terapi stroke.
Urutan pilihan : Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi atau gagal à clopidogrel, à jika gagal : tiklopidin.
3. Terapi antikoagulan à masih kontroversial karena resiko perdarahan intrakranial
Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins (LMWH), heparinoids warfarin
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke :
Terapi antiplatelet
1.Aspirin 50-325mg / hari
2.Dipiridamol (2-3x sehari 25-75mg) , atau kombinasi Dipiridamol - Aspirin
3.Tiklopidin (250-500mg/hari) dan klopidogrel (75mg/hari) sebagai penghambat agregas trombosit à jika terapi aspirin gagal
Terapi antikoagulan2.Dipiridamol (2-3x sehari 25-75mg) , atau kombinasi Dipiridamol - Aspirin
3.Tiklopidin (250-500mg/hari) dan klopidogrel (75mg/hari) sebagai penghambat agregas trombosit à jika terapi aspirin gagal
Warfarin (10-15mg/hari)
Mekanisme kerja obat :
Dipiridamol : Penghambatan fosfodiesterase dan pengurangan adenosin di trombosit, blokade pembentukan TXA2.
Aspirin : Penghambatan siklooksigenase à penghambatan pembentukan prostaglandin, menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan dlm proses pembekuan darah).
Tiklopidin : Stimulasi Adenilatsiklase à peningkatan kadar cAMP dari trombosit.
Klopidogrel : Menghambat pengikatan ADP pada reseptor trombositnya secara selektif. Ã pencegahan adhesi lempeng-lempeng darah.
Walfarin : Antagonis vitamin K di hati à hambatan sintesa Protombin
Evaluasi outcome terapi :
1. Faktor resiko yang dapat diatasi harus dipantau : profil kolesterol, BB.
2. Pasien dgn terapi antikoagulan dipantau terhadap paramater koagulasi/perdarahan.
3. Pasien yang mendapat aspirin dipantau kemungkinan gangguan/perdarahan GIT.
4. Pasien yang dapat tiklopidin dipantau efek samping dan interaksi obatnya: periksa darah rutin untuk deteksi adanya neutropenia.
Terapi non framakologi :
-Olah raga ringan
-Minum makanan yang mengandung banyak serat
-Diperbanyak minum air putih
-Mengurangi konsumsi garam (hipertensi)
-Mengurangi makanan berlemak (hiperlipid)
Komentar
Posting Komentar